Manfaat dan khasiat Labu Kuning

Labu Kuning Penawar Racun dan Cacing Pita yang Kaya Antioksidan
Labu kuning atau waluh (Cucurbita moschata), yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai pumpkin merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A dan C, mineral, serta karbohidrat. Daging buahnya pun mengandung antiokisidan sebagai penangkal pelbagai jenis kanker.

Buah labu dapat digunakan untuk pelbagai jenis makanan dan cita rasanya enak. Daunnya berfungsi sebagai sayur dan bijinya bermanfaat untuk dijadikan kuaci. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang berbisa, sementara bijinya menjadi obat cacing pita.

Manfaat dan khasiat Buah Labu
Buah labu kaya akan kandungan gizinya, terutama vitamin A, vitamin C, dan betakaroten sehingga sangat baik untuk kesehatan mata maupun meningkatkan daya tahan tubuh. Buah labu juga kaya dengan kandungan mineralnya, seperti fosfor, kalsium, zat besi, dan kalium. Kandungan energi dalam 100 gram buah labu tercatat sebanyak 20 hingga 34 kalori, protein 1 gram, dan lemak 0,1 gram.
Kandungan air yang banyak dan seratnya yang cukup tinggi juga baik untuk melancarkan pencernaan, mengatasi peradangan, mengatasi demam dan penyakit diare. Buah labu juga dikenal mengandung beta karoten dan alpha hydrox-acid yang sangat baik untuk menyembuhkan migrain, penyakit ginjal dan jantung, sebagai anti oksidan, serta mencegah penuaan dini.
Dalam sejumlah kasus juga ditemukan adanya manfaat buah labu lainnya yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Diantaranya sebagai peluruh air kencing dan menyembuhkan sariawan. Selain itu kandungan alkaloida dan mineral mikro lainnya dalam buah labu juga berkhasiat dalam melancarkan pembuluh darah, anti kanker, serta membantu memelihara kesegaran kulit, mencegah pengeroposan tulang, serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Kulit dan Biji
Manfaat buah labu lainnya yang tak kalah pentingnya adalah kandungan enzim dalam kulit buahnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuan di Chosun University, Korea Selatan, ditemukan adanya zat protein aktif yang terdapat dalam kulit buah labu. Zat ini ternyata sangat manjur dalam mengatasi dan menyembuhkan penyakit jamur. Sekarang sudah tersedia ekstrak kulit buah labu untuk menyembuhkan berbagai penyakit jamur, seperti jamur kulit maupun jamur yang menyerang sekitar vagina. Ekstrak ini pun dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan berbagai jenis jamur yang menyerang tanaman.
Begitu juga dalam biji labu juga mengandung sejumlah unsur yang sangat bermanfaat bagi tubuh, khususnya dalam mengatasi peradangan, menyembuhkan penyakit cacing, maupun mengatasi penyakit artrithis. Apalagi biji labu juga sering dimanfaatkan untuk dijadikan kuaci yang gurih dan bernilai ekonomis tinggi.
Sekitar 500-800 biji segar tanpa kulit bisa digunakan sebagai obat pembasmi cacing pita pada orang dewasa.

Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima Duchesne, Cucurbita ficifolia Bouche, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata Duchesne, dan Cucurbita pipo L. Kelima spesies cucurbita tersebut di Indonesia disebut labu kuning (waluh) karena mempunyai ciri-ciri yang hampir sama.

Cucurbita Maxima Duchesne






Cucurbita Ficifolia Bouche






Cucurbita Mixta






Cucurbita Moschata Duchesne




Cucurbita Pipo L






Buah labu kuning mempunyai kulit yang sangat tebal dan keras, sehingga dapat bertindak sebagai penghalang laju respirasi, keluarnya air melalui proses penguapan, maupun masuknya udara penyebab proses oksidasi. Hal tersebutlah yang menyebabkan labu kuning relatif awet dibanding buah-buahan lainnya. Daya awet dapat mencapai enam bulan atau lebih, tergantung pada cara penyimpanannya.

Olahan Segar
Pada umumnya buah-buahan dan umbi-umbian mudah mengalami pencokelatan setelah dikupas. Hal ini disebabkan oksidasi oleh udara sehingga terbentuk reaksi pencokelatan oleh pengaruh enzim yang terdapat dalam bahan pangan tersebut (browning enzymatic). Pencokelatan karena enzim merupakan reaksi antara oksigen dan suatu senyawa fenol yang dikatalisis oleh enzim polifenol oksidase.
Untuk menghindari terbentuknya warna cokelat pada bahan pangan yang akan dibuat tepung, dapat dilakukan melalui pencegahan sesedikit mungkin kontak antara bahan yang telah dikupas dan udara. Caranya, rendam dalam air (atau larutan garam 1 persen) dan/atau menginaktifkan enzim dalam proses blansir (perlakuan uap air panas).
Buah labu dapat digunakan sebagai sayur, sup, atau desert. Masyarakat umumnya memanfaatkan labu yang masih muda sebagai sayuran (lodeh, asem-asem, brongkos). Olahan tradisional yang paling dikenal dari labu kuning ialah kolak.
Buah yang sudah tua digunakan sebagai campuran dalam membuat bubur Manado dan sayur bayam ala Sulawesi Selatan. Labu kuning setelah dikukus dapat dibuat aneka makanan tradisional, seperti dawet, lepet, jenang, dodol, dan lain-lain.
Air perasan buah dipercaya dapat mengobati luka akibat racun binatang. Kadang-kadang diberikan sebagai obat emulsi (diminum beserta obat pencahar), setelah dicampur dengan air. Pengobatan demikian amat berkhasiat dan aman tanpa efek sampingan.
Biji labu dikenal sebagai Semen Cucurbitae, yang kaya minyak dan dapat digunakan sebagai obat cacing pita. Kegunaan lain labu kuning adalah untuk obat digigit serangga berbisa (daging buah dan getahnya), disentri, dan sembelit.
Labu kuning juga dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, dan diare. Berdasarkan pemanfaatan labu kuning secara empiris dan turun-temurun untuk berbagai pengobatan, diduga komoditas ini mempunyai berbagai komponen bioaktif yang perlu dibuktikan secara ilmiah.

Tepung Labu
Tepung labu juga sering dicampurkan ke dalam berbagai produk olahan untuk mendapatkan warna kuning. Karotenoid dalam buah labu sebagian besar berbentuk betakaroten.
Teknologi pembuatan tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), dibentuk, diperkaya zat gizi, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis. Dari segi proses, pembuatan tepung hanya membutuhkan air relatif sedikit dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pembuatan pati.
Tepung labu kuning mempunyai sifat spesifik dengan aroma khas. Secara umum, tepung tersebut berpotensi sebagai pendamping terigu dan tepung beras dalam berbagai produk olahan pangan. Produk olahan dari tepung labu kuning mempunyai warna dan rasa yang spesifik, sehingga lebih disukai oleh konsumen.
Tahapan pembuatan tepung dari buah labu kuning sebagai berikut: Labu kuning harus dipilih yang mengkal, yaitu buah sudah tua tetapi belum masak optimum. Buah dipanen kira-kira 5-10 hari lebih awal dari umur panen semestinya. Buah yang masak optimum tidak sesuai dibuat tepung karena kadar airnya tinggi, daging buahnya lembek, serta kadar patinya rendah.
Setelah dikupas kulitnya, labu dibelah-belah dan dilakukan pemblansiran, yaitu perlakuan dengan uap panas selama 5-10 menit. Dalam skala rumah tangga, tahapan ini dapat dilakukan seperti mengukus nasi tetapi tidak perlu ditutup.
Selanjutnya labu dirajang dengan ketebalan 0,1-0,3 cm. Hasil perajangan tersebut dinamakan sawut. Pengeringan sawut dilakukan sampai diperoleh kadar air sekitar 14 persen.
Agar lebih efisien, penepungan sawut dilakukan dalam dua tahapan, yaitu 1) penghancuran sawut untuk menghasilkan butiran kecil (lolos 20 mesh), dan 2) penggilingan/penepungan menggunakan saringan lebih halus (80 mesh). Penggilingan sawut kering menjadi tepung labu kuning dapat menggunakan mesin penepung beras.


Related Post:

Mau berbagi pengalaman tentang Buah Sehat ...

Tidak ada komentar: